Advertisemen
Pasalnya, hukuman Komdis PSSI tersebut ikut menyasar ke ranah teknis, yakni larangan tampil sejumlah pemain Maung Bandung pasca laga kontra Persija, Minggu (23/9) silam.
"Sayangnya, para pemain yang terkena hukuman tidak melaporkan masalah tersebut kepada APPI. Tidak ada satu pemain yang menyesalkan sanksi tersebut kepada APPI. Padahal hukuman yang didapat para pemain sudah menyasar mental mereka," tutur Firman, seperti dilansir prfmnews.com (14/10/2018).
Pihak APPI sendiri, menurut Firman, telah mengupayakan pertemuan dengan seluruh kapten klub kontestan Liga 1 2018. Pertemuan tersebut digagas untuk membahas pembatasan keterlibatan pemain dalam kasus suporter.
"Kita tahu Persib sedang baik, lalu pemain mendapat hukuman. Lalu kami mencoba mengumpulkan para kapten dari semua klub, namun saat itu Kapten Persib tidak bisa hadir," lanjut Firman.
"Kami ingin menegaskan bahwa kejadian yang menimpa Haringga Sirila adalah kasus antar suporter yang sama sekali tidak melibatkan pemain. Saya kasihan sama para pemain Persib yang dihukum berat, terlebih Persib sedang dalam jalur juara," terangnya lagi.
Sebagai tindak lanjut APPI pun akan segera membawa permasalahan sanksi pemain Persib ke PSSI. Terlebih pihak manajemen Persib sendiri saat ini tengah mengakukan banding.
"Kita ingin tanyakan kenapa hukumannya melibatkan para pemain," tutupnya.
Pandangan Firman Utina di atas tentu saja sangat menarik. Pasalnya, salah satu kompatriotnya di APPI, Ponaryo Astaman, justru setengah mati berupaya agar Persib diberikan hukuman seberat-beratnya, meski sanksi itu menimpa para pemain yang tak bersalah sekalipun.
Pernyataan Firman tersebut malah membuat mati kutu Ponaryo Astaman, yang entah memiliki tendensi apa, terlihat ingin menjatuhkan Maung Bandung.
Firman seolah menampar Ponaryo jika APPI seharusnya bersikap netral dalam menyikapi kasus ini. Terlebih ranah APPI hanya berfokus pada persoalan pemain saja.
Advertisemen
