-->

4 Alasan Messi Tidak Sebaik Jika Dimainkan DiInternasional, No Satu Tidak Terbantahkan

Advertisemen
Para penggemar sepak bola di seluruh dunia sedang berpesta pora menonton turnamen Piala Dunia FIFA 2018. Namun bagi sebuah negara di setengah bagian selatan Amerika Selatan, tampaknya Piala Dunia edisi kali ini tidak ada laga yang patut dirayakan.

Argentina mengakhiri pertandingan pembuka Piala Dunia mereka dengan hasil imbang 1-1 melawan Islandia sebagaimana dilansir dari goal.com [16/06/2018]. Argentina hanya sanggup meraih satu poin di Grup D melawan tim negara kecil asal Skandinavia setelah Islandia mampu menunjukkan penampilan defensif yang mengesankan.

Berulang kali Lionel Messi dipertanyakan komitmen terhadap negaranya setelah gagal memberikan yang terbaik di pertandingan Argentina sebelumnya, termasuk saat melawan Islandia ini. Penyihir kecil itu membuang kesempatan untuk mencetak gol akibat eksekusi penalti yang buruk saat melawan Islandia. Messi juga gagal tampil luar biasa selama 90 menit laga melawan Islandia.

Lantas pertanyaan ini pun muncul. Mengapa Messi tidak mampu memberikan yang terbaik bagi Argentina? Itu pertanyaan yang sering ditanyakan oleh setiap orang pendukung setia skuad Albiceleste.

Ketika prestasi Messi kemudian diadu melawan musuh bebuyutannya Ronaldo maka perbandingan itu semakin membuat kesal rakyat Argentina. Pemain andalan rakyat Portugal, Cristiano Ronaldo mampu membawa negaranya unggul dalam berbagai kesempatan (termasuk laga terakhir melawan Spanyol dimana dirinya menjadi pahlawan dengan mencetak hattrick yang menggagalkan kemenangan Spanyol yang sudah di depan mata).

Berikut ini 4 analisa kami atas penyebab kegagalan Messi untuk tampil lebih baik bersama tim nasional Argentina:

#4. Ketergantungan Argentina yang berlebih kepada Lionel Messi

Memiliki pemain seperti Lionel Messi di dalam skuad Anda adalah sebuah impian tersendiri bagi banyak orang. Jauh di lubuk hati rakyat Argentina mereka pasti merindukan dan berharap untuk penampilan Messi bersama negaranya seperti melihat keganasan Barcelona di level Eropa.

Namun memiliki sosok Messi dalam sebuah tim memiliki efek negatif yang sangat besar. Rekan-rekannya terlalu mengandalkan dirinya untuk memberikan inspirasi dalam setiap pertandingan. Sebuah sindrom yang lebih dikenal dengan istilah Messidependencia. Dengan kata lain, anggota skuad lainnya cenderung menghindar untuk mengambil tanggung jawab dan lebih senang bermain aman dengan mengandalkan kreativitas Messi.

Mari kita contoh laga Argentina vs Islandia. Pemain Argentina seperti Maximiliano Meza dan Angel Di Maria yang menjadi mitra Messi di lini tengah, hampir tidak menciptakan peluang hasil kreasi mereka sendiri untuk bisa mencetak gol bagi Argentina.

Mereka nampak tidak siap untuk mengambil risiko dan cenderung mengoper bola ke Messi dalam beberapa kesempatan. Mereka mengharapkan Messi mampu menciptakan sihir bagi skuad Albiceleste.

Sekarang ini mencetak gol atau bahkan menciptakan peluang saat melawan pertahanan sekuat Islandia bukanlah sebuah tugas yang mudah, mengingat pertahanan ketat yang mereka peragakan dimana hampir 3 atau 4 pemain mengepung Messi untuk menetralkan keganasannya.

Namun faktanya Messi masih berusaha melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Argentina dengan menciptakan 3 peluang serta melepaskan 10 tembakan ke arah gawang. Namun sayangnya, laga pada hari itu bukanlah hari keberuntungan Lionel Messi.

Sebut saja ini adalah kambing hitam atas kegagalan Messi namun tidak ada pemain sepak bola yang bisa bermain dengan baik jika rekan-rekannya tidak mengambil tanggung jawab yang sama dan melakukan bagian mereka dalam membantu tim untuk bisa memenangkan pertandingan.

Fakta yang perlu diperhatikan, Lionel Messi mungkin memang telah melakukan hal-hal hebat. Namun pada akhirnya dia masih manusia yang terdiri atas darah, daging dan tulang. Skuad Argentina harus menyadari hal ini dan melaksanakan tugas mereka dengan tanggung jawab yang tinggi jika mereka ingin memenangkan trofi bagi bangsa dan negaranya.

#3. Messi membawa beban berat di pundaknya
Selama bertahun-tahun, memenangkan sebuah trofi internasional bagi Argentina nampaknya telah menjadi obsesi tersendiri bagi Lionel Messi. Oleh karena itu adalah sebuah tugas yang ingin dia selesaikan secepat mungkin.

Messi sendiri telah kehilangan 4 final turnamen bagi negaranya sementara Cristiano Ronaldo mampu memenangkan Euro Cup pada tahun 2016. Tekanan di pundak Ronaldo telah berpindah ke pundak Messi.

Ronaldo berhasil mengangkat trofi Euro Cup 2016 bersama dengan skuad Portugal lainnya yang apresiasi sama baiknya oleh para pendukung negaranya. Namun, ternyata tekanan yang tidak terlalu tinggi kepada timnasnya dari para penggemar Portugal mampu membebaskan permainan timnasnya dan meraih hasil luar biasa yang menakjubkan di tahun 2016.

Bukan berarti tidak ada rasa hormat terhadap CR7 atau kepada kemampuannya untuk tampil di bawah tekanan, namun para pemain timnas pastinya akan lebih baik tampil ketika mereka dapat bermain dengan santai dan nyaman.

Di Argentina, Messi tidak memiliki keuntungan yang sama. Mereka memiliki sejumlah nama besar seperti Di Maria, Higuain, dan banyak lainnya, yang menjadikan Argentina favorit untuk meraih penghargaan tertinggi di setiap turnamen yang mereka ikuti.

Namun, ternyata ada fakta bahwa banyak dari pemain ini gagal menunjukkan performa terbaiknya di laga besar telah lolos dari pengamatan para kritikus Argentina. Skuad Argentina yang dipimpin oleh Messi gagal untuk mempersembahkan kemuliaan bagi negaranya di beberapa turnamen yang mereka ikuti. Namun sosok Messi lah yang ternyata dianggap paling bertanggung jawab atas semua kegagalan itu.

Setuju atau tidak, namun sejarah kedua negara juga memiliki efek kepada kedua pemain hebat tersebut.

Pria Real Madrid adalah sosok yang sangat dihormati di Portugal karena berhasil mempersembahkan gelar internasional pertama mereka bagi negaranya. Sebuah prestasi yang akan selalu dihormati di negaranya sendiri.

Ronaldo bahkan hampir tidak akan dikritik jika dirinya gagal memenangkan Piala Dunia 2018 karena Portugal kurang difavoritkan di turnamen tersebut.

Bandingkan dengan Messi yang menghadapi lebih banyak harapan, mengingat fakta bahwa dirinya berasal dari negara yang telah mampu memenangkan Piala Dunia dua kali. Messi memiliki standar yang harus dicapai yaitu Diego Maradona, jika dirinya ingin dianggap sebagai pahlawan di negaranya.

Seringnya Messi dibandingkan dengan Maradona karena gagal memenangkan penghargaan internasional bersama Argentina meskipun memiliki skuad yang jauh lebih baik dari pemain berbeda sangat kontras dengan CR7 yang akan selalu dianggap sebagai pahlawan meski negaranya kalah di Piala Dunia karena Ronaldo telah berhasil mempersembahkan trofi bagi negaranya.

Itulah sebuah tekanan yang sangat besar yang harus bisa dihadapi Messi jika dirinya ingin mempersembahkan kemuliaan bagi negaranya.

#2. Messi tidak memiliki dorongan dan kualitas kepemimpinan seperti Ronaldo

Obsesi Cristiano Ronaldo yang sangat tinggi dengan kemenangan adalah salah satu kualitas penting yang membedakan dirinya dari rekan-rekannya.

Tidak peduli seberapa rendah dia bisa jatuh, Ronaldo memiliki dorongan yang dibutuhkan dan rasa haus yang hampir tak tertahankan untuk merebut kembali dan menjadi yang terbaik dalam sepakbola. Sesuatu yang juga membuatnya menjadi seorang pemimpin yang berharga di tim mana pun.

Sayangnya Lionel Messi tampaknya tertinggal jauh dari sosok Ronaldo dalam hal kepemimpinan. Pemain depan Barcelona ini tampaknya menjadi sosok pria yang sering dipukuli pada banyak kesempatan ketika timnya kalah. Messi merasa sulit untuk bisa mengangkat semangat rekan-rekannya ketika mereka merasa rendah saat bermain, sebuah tugas yang mampu dilakukan oleh Ronaldo dengan sempurna di timnas Portugal.

Lionel Messi bukanlah pemimpin yang lahir seperti Cristiano. Dia bahkan tidak perlu membuktikan dirinya sebagai seorang jenderal yang hebat untuk bisa diperhitungkan diantara yang terbaik dalam olahraga sepakbola.

Namun, jika Messi ingin merebut tempat di hati rakyat Argentina, dirinya harus mampu memenangkan gelar internasional. Messi harus meninggalkan kepribadian introvertnya, mengikuti sepak terjang musuhnya untuk menanamkan kemampuan kepemimpinannya, dan juga menemukan dorongan untuk memberiakn hasil yang dibutuhkan.

#1. Messi tidak memiliki keberuntungan seperti Ronaldo

Sang juara mampu membuat keberuntungan mereka sendiri. Sebuah pernyataan yang sangat mengesankan, tetapi itu hanya sebagai kutipan. Kenyataan bisa menghadirkan skenario yang jauh berbeda, dan suka atau tidak suka, manusia akhirnya harus tunduk kepada nasibnya masing-masing.

Lionel Messi telah mengantarkan Argentina melangkah ke 4 final turnamen dan semuanya gagal dia menangkan. Namun apakah itu berarti bahwa Messi bukan yang pesepakbola terbaik dari generasinya?

Pemain nomor 10 Argentina ini sepertinya telah dipermainkan oleh Sang Dewi Fortuna dalam kiprahnya memperebutkan penghargaan internasional selama hampir satu dekade bagi Albiceleste. Tidak peduli seberapa keras Messi mencoba dan memaksakan dirinya melampaui batas-batas kemampuannya, jika nasib tidak mengizinkan, Messi mungkin harus pensiun dengan lemari trofi yang minus dari penghargaan internasional bersama negaranya.

Messi telah melakukan setiap usaha keras dan meneteskan setiap tetes keringat untuk bisa memenangkan gelar bersama Argentina. Kecuali takdir berkata lain maka Messi tidak akan mempersembahkan penghargaan internasional bagi Argentina dalam waktu dekat ini.

Benarkah klaim yang menyebutkan bahwa Lionel Messi tidak sebaik Cristiano Ronaldo di level internasional?  punya pendapat yang berbeda? Silahkan tuliskan pendapat  di kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa untuk senantiasa menekan icon 'like' di bagian akhir artikel ini. Terima kasih.
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments