Advertisemen
Ulama muda asal Pekanbaru, Riau, Ustadz Abdul Somad (UAS) terpaksa membatalkan kegiatan ceramah beberapa daerah di Pulau Jawa. Pembatalan itu terjadi, lantaran UAS mendapat ancaman dan intimidasi sejumlah orang. Ancaman itu, membuat panitia menjadi takut. Mereka pun merasa terbebani secara psikis.
Banyak informasi beredar di media sosial dan media mainstream, panitia tablig akbar yang menghadirkan UAS, terindikasi sebagai anggota HTI, sebuah organisasi yang dilarang oleh pemerintah, karena membawa sistem khilafah yang bertentangan dengan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Tetapi apakah kemudian UAS juga adalah penceramah garis keras seperti tuduhan-tuduhan itu? Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Mulyono seperti yang dilansir tribunnews.com (07/06/2018) menyebut jangan pernah bully UAS sebagai dai yang tak cinta NKRI, karena UAS sangat mencintai NKRI. Buktinya, saat berceramah di Mabes TNI Angkatan Darat, alumni Alazhar itu mengajak seluruh prajurit TNI untuk mencintai NKRI.
Jika pihak TNI saja menilai UAS sebagai dai yang sangat cinta NKRI, lantas kenapa ada organisasi yang hanya seragamnya saja mirip dengan TNI malah melarang, mengancam dan mengintimidasi UAS untuk berceramah. Apakah tidak cukup pihak TNI menjadi jaminan atas pikiran dan tindakan UAS yang memang kerjanya untuk mengajak umat menjadi lebih baik.
Atas larangan-larangan itu, akhirnya membuat sejumlah pihak menyebutnya sangat politis, karena terkait dengan Pilpres 2019. Dimana kehadiran UAS itu dikhawatirkan dapat memengaruhi umat untuk menentukan pilihannya pada Pilpres nanti. Itu dapat menjadi ancaman bagi elektabilitas petahana.
Wajar saja ada yang menilainya demikian, karena memang UAS diketahui lebih dekat dengan kubu oposisi, dibanding petahana. ***
Advertisemen