Advertisemen
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Teka-teki keputusan Unai Emery yang tiba-tiba mengumumkan pengunduran diri dari jabatan pelatih Paris Saint-Germain (PSG) mulai terkuak. Sosok yang baru dua tahun melatih PSG ini mengatakan, di Les Parisiens, pemimpin sebenarnya bukanlah dia.Menurut Emery, striker tim Neymar lebih punya kekuatan di PSG. Meskipun, faktanya seorang pelatihlah yang seharusnya punya kekuatan dalam mengontrol segalanya.
"Di Barcelona ada Lionel Messi, di Real Madrid ada Florentino Perez, dan di Atletico Madrid ada Diego Simeone, dan di sini ada Neymar," kata Emery dikutip dari ESPN, Jumat (4/5).
Emery mengatakan, siapapun bisa jadi pemimpin di sebuah tim. Bukan cuma pelatih, tapi pemain dan presiden klub pun bisa punya pengaruh.
Emery mengaku memahami hal ini karena terkadang ia merasakan tak jadi bos di timnya sendiri. Menurut Emery, seorang pelatih harus bisa memaklumi dan menerima hal ini walaupun pahit.
"Di setiap klub, kita harus paham dengan posisi kita. Hal-hal seperti ini hanya bisa dirasakan dengan pengalaman," kata Emery.
Pelatih berusia 46 tahun ini pun sudah tak mau mempermasalahkan hal tersebut. Menurut Emery, Neymar memang didatangkan untuk jadi pemimpin.
"Neymar dibeli untuk bisa memimpin, dia memang dipersiapkan," kata Emery.
Emery memutuskan pergi akhir musim ini. Mantan pelatih Sevilla ini dikabarkan bersitegang dengan para pemainnya yang notabene mayoritas berstatus bintang.
Advertisemen